ANODASI ALUMINIUM
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK
Disusun Oleh
1. Nadya
Arsita
(4311417037)
2. Monica
Avissa
(4311417059)
3. Tri
Maryani
(4311417046)
4. Annisa
Maulidina F (4311417069)
5. Yoga
Samsudianto (4311417068)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
DOKUMENTASI
ANODASI
ALUMINIUM
A. TUJUAN
1
Mengetahui
prinsip kerja
pada proses anodasi
Aluminium
2
Menjelaskan
pengaruh variasi kuat arus terhadap pewarnaan Aluminium
B. LANDASAN
TEORI
Anodizing
merupakan suatu proses elektrolisis dengan prinsip dasar pembentukan lapisan
oksida aluminium secara terkontrol melalui proses aerasi sehingga terbentuk
lapisan oksida yang berpori Teknik anodizing pada dasarnya menggunakan prinsip
elktrolisis. Pada sel elektrolisis, anoda dihubungkan dengan logam aluminium
yang akan di-anodizing dan di bagian katoda dihubungkan dengan logam aluminium
lain. Kemudian pada sel ini dialirkan beda potensial. Beda potensial ini akan
memicu pertumbuhan lapisan oksida pada permukaan logam aluminium. Pembentukan
lapisan oksida pada permukaan aluminium sangat dipengaruhi oleh jumlah oksigen
yang terdapat ada larutan elektrolit. Pengaliran udara (aerasi) pada proses ini
akan menyuplai sejumlah oksigen pada sel elektrolisis sehingga larutan
elektrolit tidak mengalami defisit oksigen. Disamping itu fungsi penambahan
aliran udara pada proses ini adalah menciptakan rongga pori pada oksida
aluminium yang dibentuk. Terbentuknya pori pada oksida menandakan proses
anodizing berhasil dilakukan. Kualitas produk hasil anodizing ditentukan oleh
ketebalan pori yang terbentuk serta jarak antar pori. Jarak antar pori yang
terbentuk haruslah saling berdekatan untuk menghindari pewarnaan yang kurang
merata (Kusuma ,dkk, 2014).
Anodasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada
logam dengan cara mereaksikan logam, misalnya aluminium dengan oksigen atau O2
dari larutan elektrolit yang digunakan sebagai media, sehingga terbentuk
lapisan oksida. Proses ini juga disebut sebagai anodic oxidation yang prinsipnya hampir sama dengan proses
pelapisan cara listrik (elektroplatting).
Tetapi perbedaannya logam yang akan dioksidasi ditempatkan sebagai anoda
didalam larutan elektrolit. Perbedan lainnya yaitu larutan elektrolit yang
digunakan bersifat asam dengan sumber arus bertipe dan amper tinggi. Proses
utama dalam oksidasi anoda aluminium memerlukan larutan asam sulfat, asam
kromat, atau campuran asam sulfat dan asam oksalat.Selama proses oksidasi,
anoda permukaan aluminium diubah menjadi oksida aluminium dimana reaksi kimia
yang terjadi adalah:
2Al + 3H2SO4 à Al2O3 + 3H2O + 3SO2
Asam yang
digunakan harus asam pekat, serta asam tersebut menjadi oksidator. Ketebalan
oksida kurang lebih 2x aluminium yang hilang (Santhiarsa,
2010).
Perkembangan industri
aluminium dari tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena
peningkatan penggunaan alumunium dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia
industri. Di dalam udara bebas aluminium mudah teroksidasi membentuk lapisan
tipis oksida (Al2O3) yang tahan terhadap korosi. Aluminium juga bersifat
amfoter yang mampu bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Aluminium
merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik, hantaran
listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam (Andrianto,2016).
C. ALAT
DAN BAHAN
Alat:
1
Gelas
Kimia
2
Spatula
3
Gelas
ukur
4
Erlenmeyer
5
Corong
6
Pipet
tetes
7
Pipet
Volume
8
Botol
Vial
9
Pipa U
10
Amplas
11 Power
supply
12
Kamera
13
Bunsen
14
Kaki tiga
15
Tisu
16
Pinset
Bahan:
1
Aquades
2
Etanol
3
Pewarna
Tekstil
4
Aseton
5
Larutan
H2SO4 10 %
6
Plat
Aluminium 1 cm x 5 cm
7
Plat
Tembaga 1 cm x 5 cm
D. CARA
KERJA
Tahap Persiapan
1. Plat
aluminium 1 cm x 5 cm diamplas kemudian direndam dengan aseton selama 5 detik
2. Plat
aluminium dibilas dengan air mengalir dan direndam dengan etanol 95% 5 menit
dikeringkan dengan tissue
Tahap Anodasi
1. Larutan
asam sulfat 10 % disiapkan sebanyak 500 mL
2. Rangkaian
alat sel elektrokimia disusun
Kutub (+) ke anoda logam aluminium
Kutub (-) ke katoda logam tembaga
3. Sel
elektrokimia menggunakan variasi ampere yaitu 100 mA, 200 mA dan 300 mA
4. Proses
pewarnaan dengan menggunakan pewarna tekstil dilarutkan dengan aquades selama 5
– 15 menit
5. Kemudian
dibilas dan dikeringkan
6. Pengujian
karakterisasi ketebalan dari lapisan dan pengujian karakterisasi ukuran pori
dengan menggunakan kamera 500x zoom
E. DATA
PENGAMATAN
NO
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
1.
|
Asam
sulfat pekat 30% dilarutkan dalam akuades 500 ml sebanyak 71,5 ml
|
Larutan
terasa panas dan meletup letup
|
2.
|
Plat
aluminium dan tembaga 1 cm x 5 cm diamplas masing masing sebanyak 3 buah
|
Pengamplasan
dilakukan dengan searah
|
3.
|
Kedua
jenis plat direndam dalam aseton selama 5 detik
|
Perendaman
dilakukan secara bergantian
|
4.
|
Plat hasil rendaman dibilas dengan air mengalir
|
Dilakukan
agar tidak ada aseton yang menempel pada plat
|
5.
|
Kedua jenis plat direndam dalam etanol selama 5
menit, lalu dikeringkan dengan tisu
|
Perendamaan
dilakukan secara bersamaan
|
6.
|
2 logam dilakukan elektrolisis dengan variasi
100mA dan dicelupkan pada pewarna sintetik yang mendidih (biru)
|
Tembaga
: terdapat gelembung
Aluminium
: menyerap warna biru
|
7.
|
2 logam dilakukan elektrolisis dengan variasi 200A
dan dicelupkan pada pewarna sintetik yang mendidih (biru)
|
Tembaga
: terdapat banyak gelembung
Aluminium
: sedikit menyerap warna biru
|
8.
|
2 logam dilakukan elektrolisis dengan variasi 300A
dan dicelupkan pada pewarna sintetik yang mendidih (biru)
|
Tembaga
: terdapat lebih banyak gelembung
Aluminium
:lebih sedikit menyerap warna biru
|
F. ANALISIS
DATA
a.
Logam Aluminium
Setengah
reaksi :
Anoda
: Al →
Al3+ + 3e- x
2
Katoda
: 2H+ + 2e- → H2 x 3
Anoda
: 2Al → 2Al3+ + 6e-
Katoda
: 6H+ + 6e-
→ 3H2 +
2Al + 6H+ → 2Al3+ + 3H2
Ion
aluminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida di
permukaan logam :
2Al3+
+ 3H2O →
Al2O3 + 6H+
Al2(SO4)3
+ 3H2O →
Al2O3
+ 3H2SO4
Sehingga
reaksi totalnya :
2Al
+ 2H2SO4 →
Al2(SO4)3
+ 3H2
Al2(SO4)3
+ 3H2O →
Al2O3
+ 3H2SO4 +
2Al
+ 3H2O →
Al2O3
+ H2
b. Logam Tembaga
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini
dilakukan percobaan anodasi aluminium dimana proses anodasi
dilakukan untuk mencegah atau memperlambat proses korosi yang terjadi pada
aluminium dengan mempertebal lapisan oksidanya dengan memberikan warna. Proses
yang dilakukan ini merupakan proses elektrolisis. Anodasi aluminium dilakukan
dengan menggunakan aluminium sebagai anoda dalam proses elektrolisis dan
tembaga sebagai katodanya.
Pada praktikum kali ini
menggunakan plat alumunium dan plat tembaga, dengan ukuran 1 x 5 cm yang
kemudian di amplas dengan tujuan untuk menghilangkan oksida. Selanjutnya plat
di rendam dengan aseton selama 5 detik, untuk menghilangkan kotoran yang
melekat pada plat alumunium dan plat tembaga yang dapat menghambat proses
anodasi. Selanjutnya plat dibilas dengan air mengalir dan direndam dengan
etanol 95%, hal ini bertujuan agar oksida tidak kembali menempel. Kemudian plat
di keringkan dengan tisu sebelum dilakukan proses anodasi. Pembersihan ini
dilakukan agar kotoran yang melekat pada aluminium dan tembaga dapat
dihilangkan sehingga proses elektrolisis yang terjadi lebih baik karena
partikel – partikel lain yang melekat pada permukaan – permukaan logam dapat
mengganggu proses elektrolisis untuk anodasi.
Pada proses tahapan anodasi, larutan H2SO4 10%
ditambahkan kedalam pipa U, Asam sulfat berfungsi untuk melepaskan gas H2
dimana pelepasan gas H2 ini akan
menghasilkan gelembung udara disekitar keping aluminium yang bertindak
sebagai anoda. Larutan ini sebagai larutan elektrolit yang merupakan media
bergeraknya elektron dimana asam sulfat akan mengalami reaksi reduksi. Pada
alat sel elektrokimia, kutub (+) ke anoda alumunium dan kutub (-) ke katoda
logam tembaga. Plat alumunium dicelupkan pada larutan asam sulfat, pada langkah
ini akan mengalami proses korosi akibat perendaman. Katoda dan anoda ini tidak
boleh terkena larutan asam sulfat agar tidak mengalami korosi.
Kemudian adaptor
dinyalakan dan diamati perubahan yang terjadi. Sampel dianodasi pada arus
listrik dengan variasi 100 mA, 200 mA, dan 300 mA selama 30 menit. Pada saat
elektrolisis mengalami peristiwa yang terjadi dielektrode adalah reaksi redoks.
Dikatoda (kutub negatif) reaksi reduksi dapat berupa pengendapan logam atau
timbulnya gas H2 , dianoda (kutub positif) reaksi oksidasi dapat
berupa pelarutan logam atau timbulnya gas O2. Setelah dialiri
listrik, pada anoda logam Al akan mengalami oksidasi dari Al menjadi Al3+,
sedangkan pada katoda logam Cu akan mengalami reduksi dari Cu2+
menjadi Cu. Setelah proses anodasi keping aluminium akan memiliki pori – pori
yang dapat menyerap zat warna sehingga keping aluminium tersebut dapat
diwarnai.
Percobaan dilakukan
dengan proses pewarnaan, fungsi dari proses pewarnaan ini adalah untuk
mengetahui tingkat ketebalan lapisan oksida logam, dimana larutan pewarna yang
digunakan yaitu pewarna sintetik (pewarna buatan) dengan dilarutkan aquades
100mL larutan tersebut kemudian dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya
kepingan Al dicelupkan ke dalam larutan warna selama 15 menit. Saat pemindahan
logam Al dari pipa U ke larutan warna dilakukan dengan cepat agar tidak terkena
oksigen. Pewarna ini dilakukan karena struktur oksida hasil anodasi mempunyai
pori – pori yang teratur sehingga masih dapat menyerap partikel warna maka
kepingan logam tersebut dapat diwarnai dengan berbagai warna.
Semakin lama proses
anodasi semakin baik pula hasil pewarnaan yang ditunjukan oleh logam aluminium.
Dari percobaan ini dapat dihasilkan logam aluminium yang lebih tahan karat
karena lapisan oksidanya telah mengalami penebalan melalui proses anodasi.
Namun pada percobaan kami, semakin lama proses anodasi semakin sedikit logam
aluminium menyerap zat warna karena pada logam Al yang seharusnya menghasilkan
oksigen sehingga memiliki pori, tetapi pori - pori tersebut terisi oksigen dari
tembaga sehingga semakin lama proses elektrolisis oksigen dari tembaga semakin
banyak yang mengisi pori – pori aluminium yang menyebabkan zat warna yang
menempel pada aluminium semakin sedikit.
variasi 100 mA
variasi 200 mA
variasi 300 mA
H. SIMPULAN
1. Anodasi
aluminium dapat dilakukan dengan metode elektrolisis yang divariasi kuat
arusnya maka dapat diamati banyak nya warna yang menempel pada logam.
2. Berdasarkan
literatur semakin besar kuat arus yang digunakan maka semakin banyak warna yang
terserap pada logam karena semakin banyak oksigen yang dilepaskan oleh logam
Aluminium.
I. SARAN
1.
Sebelum memulai praktikum, mempersiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.
Sebelum dan setelah praktikum selalu
manjaga kebersihan laboratorium.
DAFTAR
PUSTAKA
Andrianto,Arif. Suwardiyono dan Laeli
K.2016. Pengaruh Kuat Arus Dan Waktu Terhadap Hasil Pewarnaan Dan Massa
Aluminium Pada Proses Anodizing Dengan Elektrolit H2so4 15%. Inovasi Teknik
Kimia. Volume 1(1): 50-54.
Kusuma ,A.A.K.W.A, I W.K. I N.S.2014.
Anodizing Logam Aluminium Dengan Variasi Beda Potensial. e-Journal Kimia
Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia.Volume 2(1) : 138-145.
Santhiarsa,
I. 2010. Pengaruh Kuat Arus Listrik dan
Waktu Proses Anodizing Dekoratif Pada
Aluminium Terhadap Kecerahan dan Ketebalan Lapisan. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra M. Volume 4(1) : 75.
Gambar 1. Perendaman logam dengan larutan etanol |
Gambar 2. Elektrolisis dengan kuat arus 100 mA |
Gambar 3. Elektrolisis dengan kuat arus 300 mA |
Gambar 4. Elektrolisis dengan kuat arus 200 mA |
Gambar 5. Hasil pewarna sintetis yang melekat pada logam |
Komentar
Posting Komentar